Minggu, 01 Mei 2011

Alasan DIGITAL lebih baik daripada ANALOG

o     Pengertian Analog
Analog / sinyal analog adalah suatu bentuk dari komunikasi elektronik yang merupakan prosespengiriman informasi pada gelombang elektromaknetik, yang bersifat variabel, berkelanjutan, dan besarannya berubah dalam waktu dan dalam ruang, yang mempunyai semua nilai untuk untuk setiap nilai waktu (dan atau setiap nilai ruang). Digunakan juga istilah Sinyal Kontinyu, untuk menggambarkan bahwa besaran itu mempunyai nilai yang kontinyu (tak terputus).
Contoh Sinyal Analog adalah Sinyal Elektrik yang dihasilkan oleh peralatan elektrik non-digital: sinyal suara pada radio konvensional, sinyal gambar (foto) pada kamera konvensional, sinyal video pada televisi konvensional.

o      Pengertian Digital
Digital berasal dari kata Digitus, dalam Bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Jadi, digital merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (disebut juga biner) untuk proses informasi yang mudah, cepat, dan akurat. Sinyal tersebut disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).
o                              Contoh Sinyal Digital adalah sinyal yang di hasilkan dari oleh peralatan elektronik : computer, mengelola data secara digital  melalui sinyal listrik yang diterima atau yang dikirimkannya. Contoh lainnya adalah televisi digital (televise kabel/ satelit) yang mengirimkan datanya menggunakan sinyal digital.

o      Perbedaan Sinyal Analog dan Sinyal Digital
Ada beberapa alasan mengapa digunakan pemrosesan sinyal digital pada suatu sinyal analog. Pertama, suatu sistem digital terprogram memiliki fleksibilitas dalam merancang-ulang operasi-operasi pemrosesan sinyal digital hanya dengan melakukan perubahan pada program yang bersangkutan, sedangkan proses merancang-ulang pada sistem analog biasanya melibatkan rancang-ulang perangkat keras, uji coba dan verifikasi agar dapat bekerja seperti yang diharapkan.
Masalah ketelitian atau akurasi juga memainkan peranan yang penting dalam menentukan bentuk dari pengolah sinyal. Pemrosesan sinyal digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik daripada sinyal analog. Faktor toleransi yang terdapat pada komponen-komponen rangkaian analog menimbulkan kesulitan bagi perancang dalam melakukan pengendalian akurasi pada sistem pemrosesan sinyal analog. Di lain pihak, sistem digital menawarkan pengendalian akurasi yang lebih baik. Beberapa persyaratan yang dibutuhkan, antara lain penentuan akurasi pada konverter A/D (analog ke digital) serta pengolah sinyal digital, dalam bentuk panjang word (word length), floating-point versusfixed-point arithmetic dan faktor-faktor lain.
Sinyal – sinyal digital dapat disimpan pada media magnetik (berupa tape atau disk) tanpa mengalami pelemahan atau distorsi data sinyal yang bersangkutan. Dengan demikian sinyal tersebut dapat dipindah pindahkan serta diproses secara offline di laboratorium. Metode – metode pemrosesan sinyal digital juga membolehkan implementasi algoritma-algoritma pemrosesan sinyal yang lebih canggih. Umumnya sinyal dalam bentuk analog sulit untuk diproses secara matematik dengan akurasi yang tinggi.
Implementasi digital sistem pemrosesan sinyal lebih murah dibandingkan secara analog. Hal ini disebabkan karena perangkat keras digital lebih murah, atau mungkin karena implementasi digital memiliki fleksibilitas untuk dimodifikasi.
Kelebihan-kelebihan pemrosesan sinyal digital yang telah disebutkan sebelumnya menyebabkan pemrosesan sinyal digital lebih banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Misalnya, aplikasi pengolahan suara pada kanal telepon, pemrosesan citra serta transmisinya, dalam bidang seismologi dan geofisika, eksplorasi minyak, deteksi ledakan nuklir, pemrosesan sinyal yang diterima dari luar angkasa, dan lain sebagainya.
Namun implementasi digital tersebut memiliki keterbatasan, dalam hal kecepatan konversi A/D dan pengolah sinyal digital yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
Sinyal digital memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan analog:
·                Kecepatan lebih tinggi.
·                Kualitas suara lebih jernih.
·                Lebih sedikit kesalahan.
·                Memerlukan peralatan pendukung yang tidak terlalu kompleks.

MENGAPA DEMIKIAN?
Sinyal digital ditransmisikan dalam bentuk bit-bit biner.  Apa itu biner? Pada istilah telekomunikasi, istilah biner mengacu pada fakta  bahwa hanya ada dua nilai untuk sinyal yang ditransmisikan, yaitu on dan off.  Bit-bit on dilukiskan dengan angka satu, tandanya ada tegangan, sedangkan bit-bit off dilukiskan dalam angka nol, berarti  tidak ada tegangan. Transmisi sinyal digital yang hanya terdiri dari on dan offmerupakan alasan mengapa layanan digital dapat lebih akurat dan lebih jernih untuk suara.
Baik sinyal analog maupun digital, masing-masing memiliki kelemahan. Volume kedua sinyal akan berkurang terhadap jarak, makin lemah dan mudah menerima gangguan atau interferensi.  Namun yang membedakan kedua sinyal tersebut adalah, sinyal digital dapat “direparasi” lebih baik dibandingkan sinyal analog. Caranya, ketika sinyal digital mulai melemah, bit-bit yang terdapat didalamnya diregerenasi ulang.  Berbeda dengan sinyal analog,  noise  atau gangguan pada sinyal digital dapat dihilangkan, karena tidak ikut diregenerasi ulang. Inilah mengapa informasi pada sinyal digital bisa lebih akurat dan lebih sedikit kesalahan.
Contoh aplikasi teknologi yang menggambarkan perbedaan sinyal analog dan sinyal digital :
·                Pita (tape) audio analog dan compact disc (CD) digital.
·                TV analog dan High-Definition Digital Television (HDTV).
Referensi :
Dodd, Annabel Z. (2000). The Essential Guide to Telecommunications. Yogyakarta : ANDI.



Tidak ada komentar: